Selasa, 27 November 2012

Microsoft Ubah Hotmail Jadi Outlook.com

Microsoft merombak layanan email gratisan Hotmail yang diambil alih pada 1998. Perombakan ini salah satu dengan mengganti namanya menjadi Outlook.com.

Langkah ini dilakukan Microsoft demi mengejar ketertinggalan dari layanan serupa dari pesaingnya, yaitu Gmail besutan Google dan Yahoo Mail.

Dari tampilan baru Outlook.com, pengguna akan dihadapkan pada tampilan yang segar, minimalis dan bersih, yang masih terinspirasi oleh tampilan antarmuka Metro.

Jika tanda panah pada tombol Outlook diklik, ada empat pilihan menu utama yakni mail, people, kalender, dan layanan komputasi awan SkyDrive.

Microsoft menyadari pentingnya situs jejaring sosial sebagai alat penghubung antar manusia.

Karena itu, pengguna Outlook dapat berkomunikasi dan berbagi ke jejaring sosial Facebook, Twitter, LinkedIn, Google, dan akan datang untuk Skype.
Kontak yang ada di email Outlook.com selalu update dengan foto-foto, status, dan tweet teman.

"Kami mempersembahkan untuk Anda, layanan e-mail pertama yang terhubung dengan Facebook, Twitter, LinkedIn, Google, dan menyusul, Skype," kata Vice President Microsoft, Chris Jones, seperti dikutip dari blog resmi Microsoft.

Bagi Anda yang super sibuk, Microsoft menyediakan aplikasi perkantoran gratis berbasis web yang disebut Office Web Apps.

Anda dapat melihat dan mengedit dokumen Office yang telah terintegrasi dengan layanan media penyimpanan awan SkyDrive berkapastas 7GB.

Anda bebas menyesuaikan kotak masuk pesan dengan preferensi yang diinginkan dengan membuat folder, kategori ataupun aturan sendiri. Pendaftaran email dapat dilakukan di Outlook.com.

Jika Anda adalah seorang yang sudah nyaman menggunakan GMail, bisa jadi Anda juga jatuh hati dengan Outlook. Ada pengalaman yang berbeda saat menggunakan webmail Outlook.

Dan yang terpenting, layanan yang ditawarkan lengkap, mulai dari aplikasi perkantoran berbasis web, media penyimpanan awan, serta integrasi ke jejaring sosial.

Beberapa jam dirilis, ada satu juta orang yang mendaftar di layanan Outlook.com.
READ MORE - Microsoft Ubah Hotmail Jadi Outlook.com

10 Kampus Terbaik di Indonesia versi Digital

Webometrics melakukan pemeringkatan kampus di dunia berdasarkan parameter digital. Misalnya, volume konten global yang terindeks di Google, dan lainnya.

Dari Indonesia, jumlah perguruan tinggi yang masuk pemeringkatan ini adalah 361 untuk edisi Juli 2012. Sebelumnya, di Oktober 2012, hanya 352 perguruan tinggi.

Berikut adalah 10 besar perguruan tinggi asal Indonesia yang meraih skor terbaik di Webometrics: 
  • Universitas Gadjah Mada (Peringkat Dunia: 379; Peringkat ASEAN: 9)
  • Universitas Indonesia (507; 15 )
  • Institut Teknologi Bandung (568; 18)
  • Institut Teknologi Sepuluh November (582; 19)
  • Universitas Pendidikan Indonesia (630; 22)
  • Universitas Gunadarma (740; 24)
  • Institut Pertanian Bogor (764; 25)
  • Universitas Brawijaya (837; 29)
  • Universitas Sebelas Maret (883; 30)
  • Universitas Diponegoro (948; 32)
Dari 10 perguruan tinggi peringkat tertinggi di Indonesia itu, hanya Universitas Gunadarma yang merupakan perguruan tinggi swasta. Lainnya adalah kampus negeri yang cukup ternama.

Berikut adalah kriteria yang digunakan Webometrics dalam melakukan pemeringkatannya:
  • PRESENCE (Bobot: 20%), yaitu volume konten global yang terindeks Google
  • IMPACT (50%), yaitu kualitas konten yang diukur dengan tautan eksternal dari pihak ketiga dengan data visibility-nya menggunakan dua mesin pencari yaitu Majestic SEO dan Ahrefs.
  • OPENNESS (15%), yaitu jumlah rich file (pdf, doc, docs, dan ppt) yang terindeks di google scholar
  • EXCELLENCE (15%), yaitu karya akademik yang dipublikasikan di jurnal international yang tergolong high-impact dengan sumber datanya diambil dari Scimago.
Sebagai perbandingan, peringkat sepuluh besar dunia adalah:
  • Harvard University
  • Massachusetts Institute of Technology
  • Stanford University
  • University of California Berkeley
  • Cornell University
  • University of Minnesota
  • University of Pennsylvania
  • University of Wisconsin Madison
  • University of Illinois Urbana Champaign
  • Michigan State University
READ MORE - 10 Kampus Terbaik di Indonesia versi Digital

Bertahap Dinyalakan, Beberapa Situs "Online" Mulai Pulih

Beberapa situs web yang terkena dampak terbakarnya perangkat uninteruptible power supply (UPS) di data center Duren Tiga, Jakarta, sudah dapat diakses.
Menurut pantauan Kami, situs-situs seperti okezone.com, indonesia.go.id, dan merdeka.com yang sempat down sudah dapat diakses kembali. Meski demikian, situs berita detik.com, sampai berita ini diturunkan belum dapat diakses.

Sebagian perangkat pendukung di data center IDC Duren Tiga, yang sejak Minggumalam dimatikan, pada Senin  pagi sudah kembali dinyalakan. Aliran listrik di lantai 1 gedung IDC sudah normal.

"Kondisi lantai 1 sudah dapat menyala sejak tadi pagi. Ini sudah 100 persen menyala sehingga UPS juga sudah bisa dihidupkan. Namun, listrik di lantai 2 masih dalam proses pendinginan," kata Marketing Indonesia Data Center (IDC), Tega Rio, kepada Kompas.com di Jakarta, Senin. "Semoga listrik dan UPS di lantai 2 bisa menyala pukul 09.30 WIB pagi ini sehingga semua situs bisa kembali online," tambahnya.
Sebenarnya tidak hanya situs online terkemuka itu yang terkena dampak. Rio menjelaskan, semua situs yang mendaftar hosting di IDC juga offline.

Ia enggan menjelaskan situs online apa saja yang mendaftar di IDC tersebut. "Banyak, tapi kami tidak bisa bilang jumlahnya," katanya.
Meski banyak situs online yang tidak bisa diakses sejak semalam, IDC belum bisa mengonfirmasi kerugian akibat perangkat UPS tersebut yang terbakar. "Belum, kami masih menghitungnya," jelasnya.
Seperti diberitakan, perangkat UPS di data center IDC Duren Tiga, Jakarta, sejak semalam terbakar. Akibat terbakarnya UPS ini, atas pertimbangan keamanan, server-server yang berada di data center tersebut dimatikan untuk sementara waktu.
READ MORE - Bertahap Dinyalakan, Beberapa Situs "Online" Mulai Pulih

Layanan 'Hosting' Web Terbesar di Dunia Tumbang

Go Daddy, salah satu perusahaan hosting Internet terbesar di dunia, pada hari Senin kemarin, layanannya dikabarkan bermasalah.

Seorang peretas (hacker) diduga bertanggung jawab membuat layanan situs dan akun e-mail penggunanya mengalami gangguan.

Dikutip dari Reuters, belum diketahui seberapa banyak konsumen yang terpengaruh atas kejadian ini. Sebagai informasi, Go Daddy memiliki jutaan pelanggan dari seluruh dunia yang mempercayakan hosting website-nya ke perusahaan ini.

Situs dari perusahaan yang berbasis di Scottsdale, Arizona, AS, ini tidak dapat diakses pada Senin siang waktu setempat. "Hai semua. Kami sadar ada beberapa orang yang mengalami masalah dengan situs kami. Kami sedang mengerjakannya," kata Go Daddy melalui akun Twitter resminya.

Sayangnya, Go Daddy tidak menjelaskan penyebab terjadinya kerusakan layanan mereka. Karyawan perusahaan ini pun tidak bisa dihubungi.

Beberapa saat kemudian, perusahaan yang banyak melayani perusahaan UKM tersebut kembali memberikan pernyataan melalui akun Twitter-nya, "Beberapa layanan telah kembali. Tetaplah bersama kami".

Seorang hacker dengan nama "Anonymous Own3r", melalui akun Twitter pribadinya, mengklaim bertanggung jawab atas kasus ini. Ia menyatakan bekerja seorang diri, tidak sebagai grup.

Go Daddy mendeskripsikan dirinya sebagai perusahaan web hosting terbesar di dunia dan juga top provider nama domain.
READ MORE - Layanan 'Hosting' Web Terbesar di Dunia Tumbang

Intel Tegaskan Dukungan pada HTML5

Dalam ajang Intel Developer Forum (IDF) 2012, 20- 28November 2012, Intel menegaskan dukungannya pada HTML5. Hal ini disampaikan Renee J James, Senior VP dan GM Software & Services Intel.

Pernyataan ini muncul tepat sehari setelah CEO Facebook Mark Zuckerberg sempat mengeluhkan HTML5 di acara Tech Crunch Disrupt di San Francisco.

"Memang, kami juga sepakat, bahwa (HTML5) terlalu digembar-gemborkan," ujar Renee.

Namun, ia melanjutkan, Intel percaya bahwa HTML5 akan menjadi solusi yang tepat untuk pengembangan aplikasi lintas platform. Adanya aplikasi yang berjalan di berbagai tempat dengan mudah adalah sesuatu yang diinginkan oleh pengguna

Hal ini sesuai dengan era Transparent Computing yang menurutnya perlu dirangkul oleh developer saat ini. Transparent Computing mengacu pada perkembangan teknologi komputansi yang meniadakan batasan antara perangkat yang digunakan.

Pengguna, menurut Renee, pada akhirnya hanya peduli untuk menyelesaikan suatu hal -- atau mendapatkan pengalaman tertentu -- dengan teknologi yang bekerja dengan baik di lintas perangkat.

Contohnya, pengguna ingin aplikasi yang sama yang berjalan di iPad bisa berjalan di perangkat Samsung Galaxy. Pengguna ingin pengalaman memanfaatkan aplikasi itu tidak berbeda saat menggunakan perangkat yang berbeda.

HTML5, menurutnya, adalah sebuah teknologi lintas platform yang bisa memenuhi hal itu. Developer tak lagi harus memikirkan pengembangan di satu platform saja, misalnya iOS, lalu kehilangan peluang di platform lain seperti Android.

Dalam keynote speech-nya, Renee menampilkan beberapa demo teknologi untuk aplikasi yang berjalan lintas platform. Ia juga menunjukkan beberapa kemampuan HTML5, mulai dari menjalankan video High Definition hingga grafis 3D yang interaktif.

Di sisi lain, banyak tantangan yang masih harus dihadapi HTML5. Termasuk, misalnya, kemampuan tertentu tidak bisa berjalan di semua platform. Bahkan, ada kemampuan HTML5 yang tidak didukung oleh semua browser.

Namun Intel tampaknya yakin bahwa hal itu akan bisa diatasi. Intel pun secara aktif mendukung HTML5, misalnya melalui kerjasama dengan Mozilla untuk menghadirkan parallel computing (River Trail) ke HTML5 di Firefox.

Renee mengajak semua developer yang berminat dengan konsep Transparent Computing untuk bergabung ke Intel Developer Zone. Ia menjanjikan dalam waktu dekat akan ada materi spesifik HTML5 di program tersebut.

"Kami ingin memastikan (HTML5) tidak akan bernasib buruk seperti banyak bahasa lain yang sempat dijanjikan," ujarnya.
READ MORE - Intel Tegaskan Dukungan pada HTML5

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda